Minggu, 30 Juni 2013



1)          Uji Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna
2)        uji millon
3)         BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom.[1] Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.[
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):[4][5]
•    struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
•    struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
o    alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
o    beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
o    beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
o    gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").[4]
•    struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
•    contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR).[6] Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.




1.2    MAKSUD DAN TUJUAN
a.Tujuan Umum.Agar mahasiswa dan pembaca mengerti tentang pentingnya protein untuk tubuh kita.
b.TujuanKhusus.
Mengemukakan permasalahan tentang protein
§
Menjabarkan kadar dan fungsi protein bagi manusia
§
Memberitahu kepada mahasiswa sumber protein
§
 Menjelaskan akibat dan kekurangan protein
§

1.3    METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka,
Di mana mencari materi dari buku-buku yang di baca dan sumber internet







Uji Biuret. NaOH 10% sebanyak 1 ml ditambahkan ke dalam tabung reaksi berisi 3 ml larutan protein lalu dikocok. Larutan CuSO4 0.1% sebanyak 1 tetes ditambahkan ke dalam campuran. Campuran dikocok dan apabila tidak timbul warna ditambahkan kembali 1 atau 2 tetes CuSO4 0.1%. Uji ini dilakukan terhadap larutan albumin 2%, gelatin, kasein, pepton, dan fenol dengan konsentrasi masing-masing 0.02%
UJi Millon. Lima tetes pereaksi Millon ditambahkan ke dalam tabung reaksi berisi 3 ml larutan protein. Campuran lemudian dipanaskan baik-baik. Warna larutan akan hilang pada saat pemanasan jika pereaksi yang digunakan terlalu banyak.  Percobaan ini diujikan terhadap larutan albumin, gelatin, kasein, pepton, dan fenol dengan kosentrasi masing-masing larutan sebesar 2%.

Diposkan oleh MaretZ_4770 (Mareti Primadona) di 02.49
Pendahuluan
            Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel hidup dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel (Lehninger 1982). Protein merupakan molekul penyusun makhluk hidup. Protein dapat ditemukan didalam seluruh bagian sel. Semua protein dibagun dari rangkaian dasar berupa 20 asam amino yang berikatan kovalen dalam urutan yang khas. Seluruh asam amino memiliki peptida.  Ciri utama molekul protein yaitu, memiliki berat molekul yang besar; terdiri atas 20 macam asam amino; terdapat ikatan kimia lain yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein; Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi, temperatur, medium pelarut organik, dan detergen; umumnya reaktif dan sangat spesifik. 
 Asam amino merupakan bagian struktur protein dan menentukan banyak sifatnya yang penting (Wirahadikusumah 1977). Glisin merupakan asam amino pertama yang diisolasi dari hidroksilat protein. Asam amino dapat dianalisis dengan menggunakan uji Millon, uji Hopkins-Cole, uji xantoproteat, uji belerang dan uji biuret. Tiap-tiap uji akan menghasilkan hasil reaksi yang berbeda terhadap bahan uji. Uji Millon akan menghasilkan warna merah pada uji positifnya, uji xantoproteat akan menunjukkan warna orange pada uji positifnya, uji belerang akan menunjukkan warna hitam pada uji positifnya, uji biuret akan menunjukkan warna biru keunguan pada uji positifnya, sedangkan pada uji Hopkins-Cole akan menunjukkan cincin ungu pada uji positifnya. Namun, uji Hopkins-Cole tidak dilakukan.

Tujuan
            Praktikum bertujuan untuk mengetahui kandungan asam amino secara kualitatif  yang ada di dalam albumin, gelatin, kasein, pepton dan fenol dengan cara uji Millon, uji ninhidrin, uji belerang, uji xantoproteat, dan uji biuret, serta mengetahui reaksi yang terjadi pada uji tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar