Jaringan Ikat
Jaringan
ikat adalah jaringan yang berfungsi mengikat, menambat, dan menyokong berbagai
jaringan, organ, dan bagian badan, dimana jaringan ini dibentuk oleh sel-sel
dalam jumlah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang tersebar di
dalam matriks ekstraseluler. Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari
mesenkim (sel-sel mesenkim), di mana sel-sel mesenkim tersebut akan
berdiferensiasi menjadi sel-sel penyusun jaringan ikat pada tubuh dewasa.
Jaringan ikat terdiri atas sel-sel dan zat ekstrasel yang disebut matriks (kecuali darah dan limfe). Substansi dasar dari jaringan ini adalah zat amorf, transparan, tanpa warna, besifat seperti gel semi cair dengan kadar air tinggi, berfungsi untuk menunjang jaringan ikat dan mengelilingi sel serta seratnya. Substansi dasar ini terutama terdiri dari glikosaminoglikans dan glikoprotein dengan asam hialuronat sebagai glikosaminoglikans utamanya.
Jaringan ikat terdiri atas sel-sel dan zat ekstrasel yang disebut matriks (kecuali darah dan limfe). Substansi dasar dari jaringan ini adalah zat amorf, transparan, tanpa warna, besifat seperti gel semi cair dengan kadar air tinggi, berfungsi untuk menunjang jaringan ikat dan mengelilingi sel serta seratnya. Substansi dasar ini terutama terdiri dari glikosaminoglikans dan glikoprotein dengan asam hialuronat sebagai glikosaminoglikans utamanya.
[
Matriks terdiri dari: Serat jaringan ikat, Substansi dasar, dan cairan
jaringan]
Jaringan
ikat ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.
Jaringan Ikat Umum
a.
Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh. Jaringan ini terdiri dari kumpulan sel fibroblas, sel mast, sel makrofag, sel lemak, serat elastin, dan serat kolagen. Jaringan ini memiliki ciri sel-selnya jarang dan sebagian besar tersusun atas matriks. Dalam matriks jaringan ikat longgar hanya sedikit ditemukan serabut. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan pengepak material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan organ lainnya. Jaringan ikat longgar di kulit membatasi dengan otot. Contohnya: mesenkim (pada embrio), mukoid (pada tali pusat), areolar (organ pada umumnya), lemak (jaringan subkutis), retikular (sumsum tulang dan limfonodus).
- Sekilas
tentang Jaringan Mesenkim
- terdapat pada embrio
- dapat berdiferensiasi menjadi sel lain
- merupakan jaringan penghubung yang masih sangat muda
- berasal dari Mesoderm
- berbentuk stelata ( memiliki lekukan sitoplasma yang panjang dan banyak)
FUNGSI
Makrofag: memfagosit bakteri, sel mati, benda-benda asing yang masuk atau berada dalam jaringan ikat, dll.
Fibroblas: mensintesis serat kolagen, serat retikular, dan serat elastin
Sel lemak: menimbun lemak dan merupakan bahan pembungkus protektif di dalam dan sekitar berbagai organ, serta sebagai cadangan makanan terbesar dalam tubuh.
Sel Mast: melepaskan Heparin (anti koagulan darah) dan Histamin (mediator poten peradangan) .
Makrofag: memfagosit bakteri, sel mati, benda-benda asing yang masuk atau berada dalam jaringan ikat, dll.
Fibroblas: mensintesis serat kolagen, serat retikular, dan serat elastin
Sel lemak: menimbun lemak dan merupakan bahan pembungkus protektif di dalam dan sekitar berbagai organ, serta sebagai cadangan makanan terbesar dalam tubuh.
Sel Mast: melepaskan Heparin (anti koagulan darah) dan Histamin (mediator poten peradangan) .
b.
Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat atau sering disebut jaringan pengikat serabut putih karena pada matriksnya mempunyai serat-serat yang berhimpitan yang terbuat dari serat kolagen. Jaringan ini lebih banyak disusun oleh serat kolagen dibandingkan sel-sel jaringan ikatnya. Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang.
Jaringan ikat padat atau sering disebut jaringan pengikat serabut putih karena pada matriksnya mempunyai serat-serat yang berhimpitan yang terbuat dari serat kolagen. Jaringan ini lebih banyak disusun oleh serat kolagen dibandingkan sel-sel jaringan ikatnya. Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang.
(i)
Jaringan Ikat Padat Teratur
Jaringan Ikat Padat teratur ditandai dengan serat kolagen yang tersusun teratur. Terdapat pada tendon dan stroma kornea.
Jaringan Ikat Padat teratur ditandai dengan serat kolagen yang tersusun teratur. Terdapat pada tendon dan stroma kornea.
(ii)
Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur
Jaringan ikat padat tidak teratur ditandai dengan susunan serat kolagennya yang tidak teratur. Terdapat pada dermis dan simpai organ.
Jaringan ikat padat tidak teratur ditandai dengan susunan serat kolagennya yang tidak teratur. Terdapat pada dermis dan simpai organ.
2.
Jaringan Ikat Khusus
a.
Darah
Darah
adalah jaringan ikat yang tersusun sebagian besar cairan. Matriks darah disebut
plasma, yang tersusun oleh air, garam mineral, dan protein terlarut. Sel darah
merah (eritrosit) dan putih (leukosit), dan keping darah (trombosit)
tersuspensi di dalam plasma. Darah ini berfungsi utama dalam transpor substansi
dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam
sistem kekebalan.
FUNGSI:
- eritrosit (sel darah merah): membawa oksigen dan karbon dioksida masuk dan keluar jantung, serta membawa sari-sari makanan
- leukosit (sel darah putih):
- limfosit: merespon terhadap patogen dan benda asing yang masuk ke tubuh, menghasilkan antibodi
- neutrofil: fagosit aktif – memakan dan menghancurkan bakteri. Saat infeksi, jumlah neutrofil akan meningkat.
- basofil: mengandung granula basofilik yang mengandung heparin dan histamin.. memiliki fungsi yang sama dengan sel Mast.
b.
Kartilago
Kartilago (tulang rawan) adalah jaringan ikat yang membentuk material rangka yang fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks. Tulang Rawan merupakan perkembangan dari sel-sel mesenkim yang berdiferensiasi menjadi kondroblas (kondroblas –> kondrosit) . Tulang rawan banyak ditemukan pada bagian ujung tulang keras, hidung, telinga, dan vertebrae (ruas-ruas tulang belakang). Fungsi utama yaitu untuk menyokong jaringan lunak.
Tulang rawan tersusun dari kondrosit (sel-sel tulang rawan) dan matriks berupa kondrin. Kondrosit memiliki ruang yang disebut lakuna. Nutrisi masuk secara difusi dari kapiler darah.
Tiga tipe tulang rawan, yaitu:
Kartilago (tulang rawan) adalah jaringan ikat yang membentuk material rangka yang fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks. Tulang Rawan merupakan perkembangan dari sel-sel mesenkim yang berdiferensiasi menjadi kondroblas (kondroblas –> kondrosit) . Tulang rawan banyak ditemukan pada bagian ujung tulang keras, hidung, telinga, dan vertebrae (ruas-ruas tulang belakang). Fungsi utama yaitu untuk menyokong jaringan lunak.
Tulang rawan tersusun dari kondrosit (sel-sel tulang rawan) dan matriks berupa kondrin. Kondrosit memiliki ruang yang disebut lakuna. Nutrisi masuk secara difusi dari kapiler darah.
Tiga tipe tulang rawan, yaitu:
- Tulang
rawan Hialin
merupakan penyusun rangka embrio dan paling banyak terdapat di tubuh manusia. Seiring pertumbuhannya, tulang rawan hialin pada embrio akan berdiferensiasi menjadi tulang keras dan tulang rawan lainnya. Namun adapula yang tetap menjadi tulang rawan hialin seperti cuping (ujung) hidung, laring, dan trakea. - Tulang
rawan Elastin
merupakan tulang rawan yang mengandung serabut elastin / serat elastin sehingga sifatnya lebih fleksibel dibandingkan tulang rawan lainnya. Tulang rawan ini terdapat pada daun telinga dan epiglotis (katub antara saluran pencernaan dan pernafasan). - Tulang
rawan Fibrosa (Fibrokartilago)
matriksnya mengandung serat kolagen, sehingga bersifat kuat dan kaku, serta mampu menahan guncangan. Contoh terdapat pada ruas-ruas tulang belakang dan cakram sendi lutut.
c.
Tulang
Tulang keras (bone) merupakan jaringan ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks. Didalam matriks sel tulang terdapat kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam proses homeostasis kadar kalsium dalam darah. Tulang dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) menghasilkan sel-sel tulang keras (osteosit). Tulang terdiri dari dua macam, yaitu:
Tulang keras (bone) merupakan jaringan ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks. Didalam matriks sel tulang terdapat kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam proses homeostasis kadar kalsium dalam darah. Tulang dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) menghasilkan sel-sel tulang keras (osteosit). Tulang terdiri dari dua macam, yaitu:
- Kompakta
(Tulang Padat)
Sel tulang (osteosit) terdapat di dalam ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini mengandung satu atau beberapa osteosit. Penjuluran yang keluar dari osteosit disebut kanalikuli. Kanalikuli dari satu sel berhubungan dengan sel lainnya, sebagai bentuk komunikasi sel. Kanalikuli penting dalam proses nutrisi osteosit karena mengantarkan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tulang ke dalam osteosit tersebut. Satu osteon terdiri dari sejumlah lamela konsentris yang mengelilingi kanal Haverst (kanal sentral). Pada individu yang masih hidup, kanal Haverst ini berisi pembuluh darah dan saraf. Suatu penghubung antara satu kanal Haverst dengan kanal Haverst lainnya disebut kanal Volkmann (tempat masuknya pembuluh darah). - Tulang
Spongiosa
Tulang spongiosa merupakan bagian tulang yang berongga sehingga berbentuk seperti spons. Pada bagian ini juga terdapat osteosit. Pada bagian ini terdapat sum-sum tulang yang merupakan salah satu tempat pembentukan sel darah merah.
Susunan
umum tulang dari luar ke dalam: Periosteum (selaput tulang), tulang kompakta,
tulang spongiosa
Selain
osteoblas dan osteosit, terdapat pula sel osteklas, yaitu sel pembongkar yang
berfungsi mengikis tulang.
Secara
Umum perbedaan Tulang Rawan dan Tulang Keras adalah sebagai berikut:
- Tulang
Rawan
- Tersusun tidak teratur
- Selnya kondrosit
- Matriksnya kondrin
- Bersifat lentur dan elastis
contoh: pada daun telinga, cuping hidung, persendian - Tulang
Keras
- Tersusun teratur yang membentuk sistem Haverst
- sel-selnya yaitu osteoblas, osteosit, osteoklas
- matriksnya tersusun oleh kalsium dan fosfat
- bersifat keras, kuat, dan kaku
- terdapat dlam ruang yang disebut lakuna
- contoh: tibia, fibula, humerus, dll
JARINGAN
TULANG RAWAN
Jaringan
tulang rawan mempunyai matriks yang mirip dengan jaringan ikat fibrosa tetapi
lebih tegap dan keras, elastis yang disebut kondrin, yang dihasilkan
kelompokan-kelompokan kecil sel-sel kartilago yang berbentuk bulat, yang
terdapat di dalamnya. Zat dasarnya mengandung sejumlah besar kompleks
karbohidrat khusus yang disebut kondroitin yang menutupi serabut kolagen.
Memperoleh nutrisi secara difusi melalui matriks. Fibroblas yang mengalami
modifikasi disebut sel tulang rawan yang menghasilkan matriks terjerat
didalamnya, tetapi sel-sel ini masih hidup, tetap membelah dan menghasilkan
matriks. Tulang rawan dapat timbul dari dalam dan tidak mengalami proses
“remodeling” seperti pada tulang dan karena itu merupakan tulang kerangka
embrio yang ideal. Meskipun tulang rawan tidak tahan akan penekanan dan
ketegangan seperti tulang, tetapi lebih elastic dan licin. Pada vertebrata
dewasa tulang rawan terdapat pada bagian yang memelukan elastisitas seperti
pada sambungan tulang dada dan tulang rusuk atau yang memerlukan baik
elastisitas maupun pergesekan halus seperti ujung-ujung tulang yang bergerak.
Jaringan tulang rawan ini diselubungi oleh perikondrium yang tipis.
Ada
tiga jenis kartilago, yaitu:
- Kartilago hyalin
Warnanya
putih kebiru-biruan, jernih dan homogen. Kartilago ini terdapat pada
permulaan-permulaan persendian, ujung-ujung tulang rusuk, hidung dan annulus
trachealis (cincin-cincin tulang rawan yang menyusun saluran pernapasan).
Kartilago hyaline merupakan kartilago skelet pada tulang embrio. Semua
vertebrae, ada yang tetap sampai dewaasa misalnya pada Squalus dan Raya.
Jaringan ini dapat diinfiltrasi dan dipadati oeh garam-garam Ca, tetapi tidak
akan berubah menjadi tulang.
- Kartilago elastik
Mengandung
banyak serabut elastik berwarna kuning, terdapat misalnya pada cuping mammalia.
- Kartilago fibrosa
Sebagian
besar terdiri dari serabut-serabut, sehingga sel-sel maupun matriksnya sangat
sedikit. Kartilago ini terdapat misalnya sebagai bantalan-bantalan diantara
vertebra mammalia.
Jaringan
Tulang (Osseum)
Jaringan
tulang terdapat pada skeleton ikan-ikan bertulang keras dan vertebrata
yang hidup di darat lainnya. Tulang terdiri dari suatu matrik organis yang
padat terbuat dari protein terutama kolagen dan garam kalsiumdengan endapan
mineral yang terutama tricalcium fosfat (Ca3 (PO4)2) dan
kalsium karbonat (CaCO3), kira-kira 65% dari berat seluruhnya.
Sel-sel tulang (osteoblas) tetap hidup dan menghasilkan matriks tulang,
garam-garam protein dan kalsium.
Pembentukan
tulang ada 2 macam, yaitu:
- Sebagai pengganti kartilago yang sudah terbentuk lebih dahulu, disebut tulang kartilageneus,
- Berasal dari sel-sel mesenkim embriona, disebut tulang membraneus.
Kedua
macam tulang tersebut diatas dibentuk oleh sel-sel tulang yang disebut
osteoblast. Sel-sel ini terpisah satu sama lain, tetapi masih berhubungan
dengan perantaraan tonjolan-tonjolan protoplasmatis yang halus, yang juga berhubungan
dengan pembuluh darah. Dengan demikian tulang merupakan jaringan hidup yang
dapat direabsorpsi sebagian atau diubah komposisinya. Osteoblast dikelilingi
dan disekap oleh sekresinya sendiri dan berada di dalam rongga mikroskopik
(lakuna) dalam tulang sebagai osteosit yang hidup. Protein dihasilkan dalam
bentuk serat halus yang memnbantu kekuatan dan kekenyalan, sedangkan garam
mineral membantu kerasnya tulang.
Dalam
kehidupan sesuatu individu, keseimbangan mineral dengan perlahan-lahan
bertambah dan keseimbangan material organis berkurang, sehingga tulang pada
waktu muda bersifat lenting dan makin tua makin rapuh.
Selubung
terluar tulang disebut periostium (Yunani, peri, sekitar + osteum,
tulang) yang terdiri dari jaringan tulang pengikat fibrosa yang tipis, yang
merupakan tempat perlekatan otot-otot dan tendo-tendo. Substansi-substansia
mineral diserap dalam lapisan-lapisan tipis yang disebut lamella, yaitu
lapisan-lapisan yang terdapat dibawah periostium, sejajar dengan permukaaan
tulang. Di bagian dalamnya terutama dalam tulang-tulang yang panjang, terdapat
banyak lamella konkertis tubuli yang kecil-kecil, membentuk sistema Haversi
berbentuk silindris yang dindingnya berupa lamella seperti itu, dengan suatu
canalis sentralis atau kanalis Haversi.
Sistem-sistem
tersebut sebagian longitudinal, dan diantaranya terdapat hubungan melintang
berupa salluran-saluran yang dilalui oleh pembbulu-pembuluh darah dan
saraf-saraf yang berjalan dari periostium ke dalam rongga sumsum di bagian
dalam tulang.
Sel-sel
tulang (osteosit) terdapat di dalm ruangan-ruangan kecil yang disebut lakuna,
yang terdapat diantara lamella yang saling berhubungan satu sama lain
dengan perantaraan kanalikuli radial yang dialui processus protoplasmatis. Sel
tulang mendapat oksigen dan bahan baku serta membuang limbah melalui
kanalikulis ini.tulang tidak saj mengandung sel pembuat tualng tetapi juga sel
perusak tulang. Karena kerja dua jenis sel ini, maka bentuk tulang dapat diubah
untuk bertahan terhadap tekanan yang beruabah-ubah. Pembentukan dan perusakan
tulang diatur oleh adanya kalsium dan fosfat, adanya vitamin D dan adanya
hormone kalsitionin dan paratiroid yang dihasilakn oleh kelenjar tiroid dan
paratiroid.
Pada
tulang-tulang yang pipih, misalnya pada tengkorak bagian dalamnya tidak
mempunayi system semacam itu, sifatnya lebih spongeus.
Rongga
tengah sutau tulang panjang berisi sumsum berwarna kuning yang lunak dari
spongeus karena mengandung banyak lemak, sedang rongga-rongga tulang yang lain
berisi sumsum merah yang merupakan penghasil sel-sel darah.
JARINGAN TULANG
Umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita
semuanya berasal dari material yang sama. Dari luar ke dalam secara berurutan
akan dapat menemukan lapisan-lapisan :
- Periosteum
- Tulang kompak
- Tulang spongiosa
- Sumsum
tulang
- Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum.
- Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis.
- Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.
- Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
2.Tulang
Kompak (Compact Bone)
- Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak.
- Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat.
- Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat.
- Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi.
- Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.
Tulang
kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.mbar lapisan
kedua tulang kompak
3.Tulang Spongiosa (Spongy
Bone)
Pada lapisan ketiga
ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya tulang
spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang
dapat memproduks
- Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang.
- Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa.
- Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.
Berdasarkan
jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
1.Tulang
Rawan (Kartilago)
- Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium).
- Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang didalamnya terdapat serabut kolagen dan elastin.
- Maka dari itu tulang rawan bersifat lentur dan lebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa.
Pada zat
interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna yang
berisi sel tulang rawan yaitu chondrosit.
Tulang rawan
terdiri dari tiga tipe yaitu:
1. Tulang rawan hialin; tulang
yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat kolagen dan
chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan pada laring, trakea,
bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung
dan rangka janin.
Gambar stuktur tulang rawan hialin
2. Tulang rawan elastis; tulang yang mengandung serabut-serabut
elastis. Tulang rawan elastis dapat kita temukan pada daun telinga, tuba
eustachii (pada telinga) dan laring.
Gambar struktur tulang rawan elastis
3.Tulang rawan fibrosa; tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat
kolagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulang ini
dapat kita temukan pada discus diantara tulang vertebrae dan pada simfisis
pubis diantara 2 tulang pubis.
Gambar struktur tulang rawan elastis
Pada
orang dewasa tulang rawan jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan
anak-anak. Pada orang dewasa tulang rawan hanya ditemukan beberapa tempat,
yaitu cuping hidung, cuping telinga, antar tulang rusuk (costal cartilage) dan
tulang dada, sendi-sendi tulang, antarruas tulang belakang dan pada cakra
epifisis.
Salah satu contoh tulang rawan pada tulang rusuk
2). Tulang Keras (Osteon)Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas:
(a). Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang
(b). Osteosit: sel-sel tulang dewasa
(c). Osteoklas : sel-sel penghancur tulang
Foto struktur bagian dalam tulang
Matriks tulang Tulang Kompak- Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem Havers.
- Setiap sistem Havers terdiri dari saluran Havers (Canalis= saluran)
- Saluran Havers yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan saraf.
- Disekeliling sistem havers terdapat lamela-lamela yang konsentris dan berlapis-lapis. Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur.
- Pada lamela terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna.
- Di dalam lacuna terdapat osteosit.
- Dari lacuna keluar menuju ke segala arah saluran-saluran kecil yang disebut canaliculi yang berhubungan dengan lacuna lain atau canalis Havers.
- Canaliculi penting dalam nutrisi osteosit.
- Di antara sistem Havers terdapat lamela interstitial yang lamella-lamelanya tidak berkaitan dengan sistem Havers.
- Pembuluh darah dari periostem menembus tulang kompak melalui saluran volkman dan berhubungan dengan pembuluh darah saluran Havers.
- Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak mengandung sistem Havers.
Proeses
pembentukan tulang Bagaimana?
Osifikasi atau yang
disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7
minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim
memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh
darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan
membentuk kondroblas.
Pembentukan tulang
rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula
pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan,
merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan
membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi
periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di
daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan
membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya
zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel
tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian akan
terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat
interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke
daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap
selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat
osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih
tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam
pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang
disebut dengan cakram epifise.
Selama pertumbuhan,
sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur
dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal
cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan
diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh
osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan
osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah
permukaan.
Jaringan Darah
Jaringan darah adalah gabungan dari cairan sel –sel dan
partikel yang menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri kapiler dan vena.
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi
sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh,
pertahanan tubuh dari serangan kuman, dll. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia
dan hewan level tinggi mempunyai sistem transportasi dengan darah. Darah
merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi
sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk
menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan
kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Darah merupakan jaringan khusus yang mengalami
sirkulasi, terdiri atas berbagai macam sel yang bersatu dalam cairan yang
disebut plasma. Sedikit berbedadengan cairan lain, tetapi bergerak terus dari
satu tempat ke tempat lainnya. Aliran darah dalam saluran tubuh menjamin
lingkungan yang tetap agar semua sel serta jaringan mampu melaksanakan
fungsinya.
Fungsi Jaringan Darah
- Mengangkut O2
dari paru – paru ke seluruh tubuh.
- Mengangkut CO2
dari seluruh tubuh ke paru – paru.
- Mengangkut sari–sari makanan
(nutrien)keseluruh tubuh.
- Mengangkut sisa–sisa
metabolisme.
- Mengedarkan hormon(hasil
sekresi)dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan.
- Mengatur suhu tubuh ( dengan
jalan membawa panas dari bagian tubuh yang aktif ke bagian tubuh yang tidak
aktif).
- Menjaga keseimbangan asam
dan basa.
- Menjaga tubuh dari infeksi
kuman.
Jenis Jaringan Darah
Sel darah adalah semua sel dalam segala bentuk yang
secara normal ditemukan dalam darah.
a) Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai
eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos
yang berarti selubung/sel. Sel darah merah (eritrosit) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan
bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah
sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya berasal dari zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang
belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat
nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari
sebelum akhirnya dihancurka.
Ciri – ciri eritrosit:
Tidak bernukleus dengan eosin
berwarna pink (merah muda). Besarnya uniform, kira – kira 7,6 µm dan dapat
digunakan sebagai ukuran terhadap besar jenis sel yang lain.
a. Sel Darah Merah Vertebrata
Sel darah merah secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang mengandung
gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul O2
di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul O2 ini akan di lepas
ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah
merah. Hemoglobin di el darah merah juga membawa beberapa produk buangan
seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir
keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait
dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa O2 di jaringan otot.
Warna dari sel darah merah berasal dari gugus heme
yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit
akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, el darah merah akan
berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan
berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari
perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.
Pengurangan jumlah oksigen yang membawa protein di
beberapa sel tertentu (daripada larut dalam cairan tubuh) adalah satu tahap
penting dalam evolusi makhluk hidup bertulang belakang (vertebratae). Proses
ini menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang memiliki viskositas rendah,
dengan kadar oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih baik dari sel darah ke jaringan
tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies vertebrata. Lebar sel darah merah kurang lebih 25% lebih besar
daripada diameter pembuluh kapiler dan telah disimpulkan bahwa hal ini
meningkatkan pertukaran oksigen dari sel darah merah dan jaringan tubuh.
Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit
adalah ikan dari familia Channichthyidae. Ikan dari familia
Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang mengandung kadar oksigen
yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah mereka. Walaupun
mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di
genom mereka.
b.
Sel Darah Merah Mamalia
Pada awal
pembentukannya, sel darah merah mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut perlahan-lahan menghilang
karena tekanan saat sel darah merah menjadi dewasa untuk memberikan ruangan
kepada hemoglobin. Sel darah merah mamalia juga
kehilangan organel sel lainnya seperti mitokondria. Maka, eritrosit tidak pernah memakai oksigen yang
mereka antarkan, tetapi cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses fermentasi yang diadakan dengan proses glikolisis pada glukosa yang diikuti pembuatan asam laktat. Sel darah merah tidak memiliki reseptor insulin dan pengambilan glukosa pada
eritrosit tidak dikontrol oleh insulin. Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya,
eritrosit dewasa tidak mengandung DNA dan tidak dapat mensintesa RNA, dan hal ini membuat eritrosit tidak bisa membelah
atau memperbaiki diri mereka sendiri. Eritrosit mamalia berbentuk kepingan
bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan
bentuk seperti "barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini
(setelah nuklei dan organelnya menghilang) akan mengoptimisasi sel dalam proses
pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat
fleksibel sehingga muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit
biasanya berbentuk bundar, kecuali pada eritrosit di keluarga Camelidae (unta), yang berbentuk oval.
b) Sel Darah Putih (Leukosit)
Leukosit atau sel
darah putih adalah salah satu jenis darah yang bertanggung jawab terhadap
sistem imun tubuh dan berfungsi untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap
asing dan berbahaya oleh tubuh, misalnya virus atau bakteri. Sel darah putih tidak
berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus
dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normal terkandung 4x109
hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000
sel per tetes. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per
tetes. Pada sel darah putih terdapat lima jenis yang bentuk jumlah dan
fungsinya berbeda yaitu:
Basofil
Granula basofil mengandung histamin. Histamin adalah
salah satu sinyal kimia yang akan dikirimkan jika terjadi luka dan peradangan.
Basofil terlibat dalam reaksi alergi atau melawan protein asing yang masuk ke
dalam tubuh. Jumlahnya > 1% dari jumlah sel darah putih.
Eosinofil
Eosinofil berjumlah 4% dari jumlah sel darah putih.
Eosinofil hanya sedikit bersifat fagositik tetapi mempunyai enzim penghancur.
Fungsi eosinofil yaitu melawan parasit besar seperti cacing dengan cara
menghancurkan dinding luar tubuh cacing.
Neutrofil
Neutrofil merupakan 65% dari sel darah putih.
Neutrofil bergerak secara ameboid dan berhubungan dengan pertahanan tubuh
terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil
lainnya, serta yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri.
Aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya
nanah. Neotrofil hanya berumur sekitar 6 – 20 jam.
Limfosit
Limfosit lebih umum dalam sistem
limfa. Berjumlah 25% dari sel darah putih. Sel darah putih mempunyai tiga jenis
limfosit yaitu:
a. Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat
antibodi yang dapat mengikat patogen, tetaapi setelah adanya serangan, beberapa
sel
b. B akan mempertahankan kemampuannya dalam
menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.) Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan
dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
c. Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural
killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa
dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.
Monosit
Monosit terdapat sekitar 6% dari jumlah sel darah
putih. Monosit merupakan fagosit yang efektif. Monosit beredar di dalam darah
selama beberapa jam, kemudian berpindah ke jaringan. Di dalam jaringan monosit
membesar dan berkembang menjadi makrofag. Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan
tugas tambahan memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal
dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
c)Trombosit
Trombosit atau keping darah adalah fragmen sel yang
tersirkulasi dalam darah yang terlibat dalam mekanisme hemostatis tingkat sel
yang menimbulkan pembekuan darah. Jumlah keeping darah yang sedikit dapat
menyebabkan pendarahan, sedangkan jumlah yang tinggi dapat meningkatkan resiko
thrombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak
berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit. Serta mudah pecah
bila tersentuh benda kasar. Jumlah trombosit 20.000 – 30.000 keping/mm3
darah. Trombosit merupakan sumber trombokinase yang penting dalam pembekuan
darah.
1.1 Komponen Penyusun Jaringan Darah
Komposisi darah terdiri atas plasma darah yang
berkisar 55% dan yang lain adalah benda darah yaitu 45%. Volume total dari
darah yaitu sekitar 7 – 8% dari berat badan. Darah cair atau plasma darah
adalah cairan darah berbentuk butiran – butiran darah. Di dalam plasma darah
terdiri atas air yang bersifat homogen dan alkalis lemah, yang di dalamnya
terkandung garam organik 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, dan natrium
fosfat) protein hormone dan lemak. Warna kuning yang terdapat dalam plasma
darah disebabkan oleh adanya bilirubin, sedangkan warna merahnya disebabkan
oleh eritrosit yang mengandung Hb. Di dalamnya terkandung benang – benang
fibrin yang berguna dalam pembekuan darah.
Korpuskula darah terdiri dari
:
Eritrosit (sekitar 99%)
Eritrosit tidak mempunyai
nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi.
Eritrosit mengandung Hb dan mengedarkan O2. Eritrosit berperan dalam
penentuan golongan darah.
Leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab
terhadap sistem pertahanan tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda – benda
yang di anggap asing dan berbahaya bagi tubuh. Leukosit bersifat amuboid atau
tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kekurangan leukosit menderita
leukopenia dan yang kelebihan menderita leukimia.
Trombosit (0,6 – 1,0%)
Trombosit berperan dalam
pembekuan darah.
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang
mengandung: albumin, bahan pembekuan darah, immunoglobin (antibodi), hormon,
berbagai jenis protein, dan berbagai jenis garam.
1.2 Struktur Histologi
Jaringan Darah
Secara histologik jaringan darah dibedakan menjadi sel
darah merah (eritrosit) sel darah putih (leukosit) dan keping darah
(trombosit).
Sel darah merah (Eritrosit)
Eritrosit terdiri dari Hb,
tidak bernukleus dengan eosin berwarna pink. Besarnya uniform, kira – kira 7,6
µm dan dapat digunakan sebagai ukuran terhadap besar jenis sel yang lain.
Sel darah putih (Leukosit)
Sel darah putih (Leukosit) dibedakan menjadi agranulosit
yaitu sel darah putih yang sitoplasmanya tidak bergranula dibedakan menjadi
limfosit dan monosit dan granulosit yaitul darah putih yang mempunyai
granula dibedakan menjadi leukosit neutrofil, eusinofil dan basofil.
Keping darah (Trombosit)
Secara histologis, pada
trombosit tampak pada bagian tengah berbutir halus, dan bagian tepi dengan zone
hialin dan mengandung mitokondria, retikulum endoplasma yang menjaga trombosit
agar tidak pecah.
1.3 Jaringan Darah Dalam Organ
Jaringan darah terdapat dalam organ jantung, hati,
paru – paru, ginjal, sum – sum tulang belakang, dan lidah.
JARINGAN LEMAK
Nama lainnya adalah jaringan
adiposa, jaringan ini terdapat di seluruh tubuh.Fungsinya untuk menyimpan lemak
untuk cadangan makanan, dan mencegahhilangnya panas secara berlebihan.Kumpulan
dari berbagai macam jaringan dan melaksanakan suatu tugas tertentuakan
membentuk organ. Derajat dari organisme ditentukan dari makin beragamnyaorgan
yang dimiliki.Beberapa organ tubuh
1. USUS
Merupakan bagian dari sistem
pencernaan.Disusun dari beberapa jaringan, susunan dari luar ke dalam adalah:a.
Jaringan ikat serosa, fungsinya untuk menggantungkan usus ke organ lainb.
Jaringan otot polos memanjangc. Jaringan otot polos melingkard. Jaringan ikat
longgare. Jaringan otot polos mukosaf. Jaringan ikat longgar mukosag. Jaringan
epitel silindris yang merupakan jaringan terdalam dari rongga ususDi samping
jaringan-jaringan tersebut di atas terdapat juga jaringan-jaringan
lain(jaringan saraf, jaringan darah dan lain-lain) yang menunjang kerja usus.
Gambar 1 :Susunan umum organ
saluran cerna (usus).
2. TRAKEA/BATANG TENGGOROK
Merupakan bagian dari sistem
pernafasan.Trakea disusun atas 3 lapis jaringan, dari luar ke dalam :a.
Jaringan ikat padatb. Jaringan rulang rawan dan jaringan otot polosc. Jaringan
epitel silindris berlapis banyak bersili